Lakukan Home Visit, PK Bapas Berharap Klien Mendapatkan Dukungan Keluarga

    Lakukan Home Visit, PK Bapas Berharap Klien Mendapatkan Dukungan Keluarga
    Lakukan Home Visit, PK Bapas Berharap Klien Mendapatkan Dukungan Keluarga

    CILACAP - Lakukan Home Visit, PK Bapas Nusakambangan, Unggul Sanubari, Berharap Klien Mendapatkan Dukungan Keluarga, Program re-integrasi diharapkan dapat membantu klien untuk membangun ulang kehidupan pasca pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Pembauran klien di tengah masyarakat diperlukan agar klien tidak mengalami culture shock yang mana dapat membuat klien kesusahan menyesuaikan diri terhadap budaya baru.

    Klien yang telah mendekam di jeruji besi dalam waktu lama serta hanya bersosialisasi dengan sesama warga binaan memerlukan dukungan keluarga agar tercipta rasa aman dan nyaman saat menjalani program re-integrasi di masyarakat. Keluarga ibarat jembatan penghubung antara klien dengan warga sekitar dimana peran keluarga cukup krusial.Dukungan berupa semangat, keyakinan, sikap positif, serta motivasi diperlukan klien untuk memperbaiki mentalitas diri pasca mendapat vonis.

    Terlebih, ketakutan terhadap stigma dari tetangga sekitar menjadikan klien semakin minder untuk keluar rumah.  Namun tidak semua klien memiliki keluarga yang suportif, dalam mengantisipasi ketiadaan dukungan keluarga  diperlukan peran Pembimbing Kemasyarakatan untuk membuat keluarga klien paham terhadap tugasnya, Kamis (11/08/2022).

    Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Balai Pemasyarakatan (Bapas) Nusakambangan melakukan home visit untuk meninjau perkembangan klien (XY) selama menjalani program cuti bersyarat. Bertempat di Kecamatan Adipala, PK Bapas berkunjung ke rumah setelah membuat jadwal dengan klien. Saat bertemu di temukan tanda-tanda ketidakpercayaan diri baik dari sorot mata, ucapan, dan gerak gerik. Hal ini lantas ditindaklanjuti dengan melakukan penggalian masalah secara menyeluruh. 

    Klien bercerita bahwa dirinya malu kepada tetangga sekitar karena sudah 2 kali masuk penjara dengan perkara yang sama.

    "Saya malu pak untuk keluar rumah, tetangga pasti ngomongin saya”, keluh klien.

    PK Bapas yang melihat ada Ibu dan adik-adik klien di rumah pun mengajak mereka untuk berdiskusi mengenai masalah anggota keluarga mereka. Ibu klien tampak kesal dengan klien, sembari menjawab pertanyaan yang diajukan PK Bapas, ibu klien kerap melontarkan kalimat bernada menyalahkan kepada klien.

    "Kamu sih, sudah mamak (ibu) kasih tau tetap aja bandel, mau jadi apa sekarang kalau udah gini. Udah gede malah ngga mikir, bikin malu keluarga”, cecar ibu klien. 

    Melihat rentetan kalimat bernada menyalahkan tersebut membuat PK Bapas menengahi. Dengan menjelaskan pentingnya dukungan keluarga dalam proses re-integrasi klien.

    “Ibu, mas, dan mbak sekalian, mas XY sudah mendapatkan pembinaan di dalam Lapas dan insyaallah sudah berubah. Kami tahu bahwa keluarga malu, namun jangan terus-terusan menyalahkan karena jelas akan membuat mas XY tidak nyaman berada di rumah. Saat ini yang dibutuhkan adalah dukungan keluarga berupa kepercayaan”, ungkap PK Bapas. 

    Setelah berdialog cukup lama, keluarga klien mulai memahami bahwa XY melakukan perbuatan tersebut karena selain iman yang sedang lemah, juga diakibatkan beban berat sebagai kepala rumah tangga yang harus menghidupi istri, anak dan adik-adiknya yang cukup banyak. Terlebih pasca usaha jual beli pulsa miliknya bangkrut pada 2021 silam. Diakhir sesi PK Bapas berpesan kepada keluarga untuk selalu berkoordinasi dengan PK jika terdapat kendala dalam program re-integrasi klien.

    (N.Son/***)

    jawa tengah cilacap pk bapas nusakambangan
    Narsono Son

    Narsono Son

    Artikel Sebelumnya

    Lapas Pasir Putih Kerjasama dengan Puskesmas...

    Artikel Berikutnya

    PK Bapas Nusakambangan Kemenkumham Jateng...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVny Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Lapas Permisan Berikan Penghargaan Pegawai Teladan Bulan Oktober 2024
    Lapas Permisan Terima Kunjungan Yayasan Plan International Indonesia

    Ikuti Kami